BAB II
INOVASI PEMBELAJARAN
A. Pengertian Inovasi Pembelajaran
1.
Pengertian Inovasi
Dalam
dunia pendidikan terdapat beberapa istilah tentang inovasi yang harus diketahui
oleh para colon pendidik, yaitu diskoveri (discovery), invensi (invention),
dan inovasi (inovasi). Diskoveri adalah
penemuan sesuatu yang sebenarnya benda atau hal yang ditemukan itu sudah ada,
tetapi belum diketahui orang. Invensi adalah
penemuan sesuatu yang benar-benar baru, artinya hasil karya manusia. Sedangkan inovasi adalah suatu ide, barang, kejadian, metode
yang dirasakan atau diamati sebagai suatu hal yang baru bagi seseorang atau
sekelompok orang atau masyarakat.
Ketika
mendengar kata inovasi, yang muncul di benak kita barang kali sesuatu yang
bersifat baru, unik dan menarik. Pengertian inovasi menurut Suherli Kusmana (2010:2), Inovasi adalah suatu
hasil penciptaan sesuatu yang dianggap baru yang dimaksudkan untuk mengatasi
masalah, baik berupa ide, barang, kejadian, metode dan sebagainya yang
dilakukan oleh seseorang atau kelompok.
Pembelajaraninovatif, dewasa ini menjadi perbincangan hangat diberbagai kalangan, mulai
dari guru, praktisi pendidikan, dan pemerintah baik pusat maupun pemerintah
daerah.Inovatif (innovative) yang berarti new ideas or techniques,
merupakan kata sifat dari inovasi (innovation) yang berarti pembaharuan.
Thompson dan Eveland (1967) mendefinisikan inovasi sama dengan teknologi, yaitu
suatu desain yang digunakan untuk tindakan instrumental dalam rangka mengurangi
ketidakteraturan suatu hubungan sebab akibat dalam mencapai suatu tujuan
tertentu. Jadi, inovasi dapat dipandang sebagai suatu upaya untuk mencapai
tujuan tertentu. Rogers dan
Shoemaker (1971) mengartikan inovasi sebagai ide-ide baru, praktek-praktek
baru, atau objek-objek yang dapat dirasakan sebagai sesuatu yang baru oleh
individu atau masyarakat sasaran. Pengertian inovasi tidak hanya terbatas pada
benda atau barang hasil produksi, tetapi juga mencakup ideologi, kepercayaan,
sikap hidup, informasi, perilaku, atau gerakan menuju proses perubahan di dalam
segala bentuk tata kehidupan masyarakat (Rogers dan Shoemaker, 1971).
Dengan
demikian, inovasi dapat dimaknai sebagai suatu ide, produk, informasi
teknologi, kelembagaan, perilaku, nilai-nilai, atau praktek-praktek baru yang belum banyak diketahui, dan
digunakan/diterapkan oleh sebagian besar warga masyarakat yang dapat mendorong
terjadinya perubahan yang lebih baik.
1. Inovasi Pembelajaran
Pembelajaran,
merupakan terjemahan dari learning yang artinya belajar atau pembelajaran. Jadi, inovasi
pembelajaran adalah pembelajaran yang menggunakan ide atau teknik/metode yang
baru untuk melakukan langkah-langkah belajar, sehingga memperoleh kemajuan
hasil belajar yang diinginkan. Berdasarkan definisi secara harfiah pembelajaran
inovatif, terkandung makna pembaharuan. Inovasi pembelajaran muncul dari
perubahan paradigma pembelajaran. Perubahan paradigma pembelajaran berawal dari
hasil refleksi terhadap eksistensi paradigma lama yang mengalami perubahan
menuju paradigma baru yang diharapkan mampu memecahkan masalah.
Pada
lembaga pendidikan, paradigma pembelajaran yang dirasakan telah mengalami
perubahan antara lain:
a.
kecenderungan guru untuk berperan lebih sebagai
transmiter,
b.
sumber pengetahuan,dan mahatahu,
c.
kuliah terikat dengan jadwal yang ketat,
d.
belajar diarahkan oleh kurikulum,
e.
kecenderungan fakta, isi pelajaran, dan teori
sebagai basis belajar,
f.
lebih mentoleransi kebiasaan latihan menghafal,
g.
penggunaan media statis lebih mendominas, dan
h.
komunikasi
terbatas.
Paradigmapembelajaran yang merupakan hasil gagasan baru adalah :
a.
peran guru lebih sebagai fasilitator, pembimbing,
konsultan, dan kawan belajar,
b.
jadwal fleksibel, terbuka sesuai kebutuhan,
c.
belajar diarahkan oleh siswa sendiri,
d.
berbasis masalah, proyek, dunia nyata, tindakan
nyata, dan refleksi,
e.
perancangan dan penyelidikan,
f.
komputer sebagai alat, dan presentasi media
dinamis.
Dalam proses pembelajaran, paradigma baru
pembelajaran sebagai produk inovasi yang lebih menyediakan proses untuk mengembalikan
hakikat siswa sebagai manusia yang memiliki segenap potensi untuk mengalami
proses dalam mengembangkan kemanuasiaanya. Oleh sebab itu, apapun fasilitas
yang dikreasi untuk memfasilitasi siswa dan siapapun fasilitator yang akan
menemani siswa belajar, seharusnya bertolak dan berorientasi pada apa yang
menjadi tujuan belajar siswa. Paradigma pembelajaran yang mampu mengusik
hati siswa untuk membangkitkan mode mereka hendaknya menjadi fokus pertama
dalam mengembangkan fasilitas belajar.
A. Konsep Belajar dan Pembelajaran
1. Konsep Belajar
Belajar
merupakan proses psikologi individu dalam interaksinya dengan lingkungan secara
alami, belajar juga merupakan proses psikologis pedagogis yang ditandai dengan
adanya interaksi individu dengan lingkungan belajar yang sengaja diciptakan.
Menurut Bell-Gredler (1986:1) belajar adalah proses
yang dilakukan oleh manusia untuk mendapatkan aneka ragam competencies
(kemampuan), skill (ketrampilan), dan attitudes
(sikap). Menurut ahli
psikologis belajar adalah sebagai proses psikologis yang disimpulkan dari hasil
penelitian tentang bagaimana anak berfikir (Hall:1883). Menurut teori
behavioris belajar adalah proses relasi antara stimulus dan respon (S-R),
sedangkan teori gestalt berpendapat bahwa belajar adalah relasi antara bagian
dengan totalitas pengalaman. Secara konseptual Fontana (1981) mengartikan
belajar adalah suatu proses perubahan yang relatif tetap dalam perilaku
individu sebagai hasil dari pengalaman, sedangkan menurut Bower Hilgard (1981),
belajar mengacu pada perubahan perilaku atau potensi individu senagai hasil
dari pengalaman dan perubahan tersebut disebabkan oleh insting, kematangan atau
kelelahan, dan kebiasaan.
Dapat disimpulkan bahwa belajar adalah suatu proses yang
dilakukan manusia untuk menambah, memperluas, dan mendalami pengetahuan, nilai,
dan sikap serta ketrampilan yang dilakukan secara berulang-ulang untuk
medapatkan perubahan yang diinginkan.
Ciri-ciribelajar yaitu pertama, belajar harus memungkinkan terjadinya perubahan perilaku
pada diri individu, kedua perubahan merupakan buah dari pengalaman, dan yang
ketiga perubahan itu relatif tetap.
Ada
delapan jenis belajar menurut Gagne (1985), yaitu:
a. Belajar isyarat (signal learning)
Belajar melalui
isyarat adalah melakukan atau tidak melakukan karena adanya tanda atau isyarat.
b. Belajar Stimulus-Respon (stimulus-response learning)
Belajar
stimulus-respon terjadi pada diri individu karena ada rangsangan dari luar.
c. Belajar Rangkaian (chaining learning)
Belajar rangkaian
terjadi melalui berbagai proses stimulus-respon (S-R) yang telah dipelajari
sebelumnya sehingga mnelahirkan perilaku yang segera atau spontan.
d. Belajar Asosiasi Verbal (verbal association learning)
Belajar asosiasi
verbal terjadi bila individu telah mengetahui sebutan bentuk dan dapat menangkap
makna yang bersifat verbal.
e. Belajar Membedakan (discrimination learning)
Belajar diskriminasi
terjadi bila individu berhadapan dengan benda, suasana, atau pengalaman yang
luas dan mencoba membeda-bedakan hal-hal yang jumlahnya banyak.
f. Belajar Konsep (concept learning)
Belajar konsep
terjadi bila individu berbagai fakta atau data yang kemudian ditafsirkan ke
dalam suatu pengertian atau makna yang abstrak.
g. Belajar Hukum atau Aturan (rule learning)
Belajar hukum atau aturan terjadi bila individu
menggunakan beberapa rangkaian peristiwa atau perangkat data yang diberikan
sebelumnya dan menerapkannya atau menarik kesimpulan dari data tersebut menjadi
suatu aturan.
h. Belajar Pemecahan Masalah (problem solving learning)
Belajar pemecahan
masalah terjadi bila individu menggunakan berbagai konsep atau prinsip untuk
menjawab suatu pertanyaan.
0 komentar:
Posting Komentar