A.
Pengentian
Pepemimpinan Visioner
‘Kepemimpinan merupakan
suatu fungsi yang harus dilaksanakan dalam sebuah organisasi, karena
kepemimpinan merupakan sebuah tugas yang berkaitan dengan pengambilan keputusan
tentang hal-hal yang harus dilakukan dalam organisasi terutama yang berkaitan
dengan visi dan misi yang akan dicapai. Gaya kepemimpinan yang berbeda pada
masing-masing organisasi sesuai dengan kondisi dalam organisasi sangat
menentukan tingkat keberhasilan dalam mencapai tujuan organisasi. Disamping itu
setiap organisasi selalu mengalami perubahan situsasi dimana setiap situasi,
sehingga memerlukan gaya kepemimpinan yang berbeda. Kata “kepemimpinan” sebagai
terjemahan dari bahasa Inggris “leadership” sering didengar dalam
kehidupan sehari-hari, sehingga tidak sedikit para praktisi mencoba
mempelajarinya dan mengupasnya.
Kepemimpinan berasal dari kata “to
lead” yang berarti memimpin atau menunjukkan, sedangkan “leader”
adalah pemimpin atau orang yang menunjukkan jalan, dapat pula berarti
mengepalai suatu pekerjaan. Jadi kepemimpinan adalah hal yang berhubungan
dengan tuntunan, bimbingan, menyalurkan jalan untuk mencapai tujuan bersama
yang telah ditentukan.
Kepemimpinan adalah ilmu tentang atau
kemampuan dalam menggunakan pengaruh terhadap orang lain untuk mencapai tujuan
organisasi atau usaha kerja sama. Seorang pemimpin dalam organisasi memegang
peran yang sangat penting supaya organisasi dapat berkembang dan kegiatan yang
dilaksanakan lebih terarah, sehingga pencapaian tujuan dapat diwujudkan. Suatu
organisasi tidak mungkin lepas dari keberadaan seorang pemimpin, karena
dibutuhkan seseorang yang bisa menuntun para anggota organsasi ke arah jalan
menuju tujuan organisasi.
Kartini Kartono (2004:38) berpendapat bahwa “Pemimpin adalah
seorang pribadi yang memiliki kecakapan dan kelebihan, khususnya kecakapan
kelebihan di satu bidang sehingga mampu mempengaruhi orangorang lain untuk
bersama-sama melakukan aktivitas-aktivitas tertentu, demi
pencapaian satu atau beberapa tujuan”.
"Leadership is the activity
influencing people to cooperate some good which they come to find
desirable". Kepemimpinan adalah suatu kegiatan mempengaruhi orang lain
untuk bekerja sama guna mencapai tujuan tertentu yang diinginkan”( Ordway
Tead) ”
Definisi pemimpin menurut Henry Pratt
Fairchil dalam Kartini Kartono (2003:39) mengandung pengertian yang luas yaitu
seseorang yang memimpin dengan jalan memprakarsai tingkah laku sosial dengan
mengatur, mengarahkan, mengorganisir atau mengontrol usaha/upaya orang lain,
atau melalui prestise, kekuasaan atau posisi. Definisi tentang kepemimpinan
juga disampaikan oleh Mardjiin Syam dalam Hendiyat Soetopo (1984:2) yang
menyatakan kepemimpinan adalah keseluruhan tindakan guna mempengaruhi serta
menggiatkan orang,
dalam usaha untuk mencapai tujuan, atau dengan definisi yang lebih
lengkap dapat dikatakan bahwa kepemimpinan adalah proses pemberian jalan
(fasilitas) dari pada pekerjaan orang lain yang terorganisir dalam organisasi
formal guna mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
Dari penjelasan di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa pemimpin
adalah seseorang yang paling banyak mempengaruhi dalam menentukan dan mencapai
tujuan kelompok atau organisasi.
Sedangkan kepemimpinan merupakan sebuah
kemampuan yag dimiliki seorang pemimpin untuk bias mempengaruhi dan menggerakkan
orang-orang di dalam sebuah organisasi
untuk mencapai tujuan organisasi. Born leader (dilahirkan
sebagai pemimpin), dahulu orang menyatakan bahwa kepemimpinan yang dimiliki
seorang pemimpin itu merupakan ciri bawaan yang dibawa sejak lahir, yang khusus
ada pada dirinya dan tidak dimiliki orang lain. Karena itu sifat-sifat
kepemimpinanya tidak perlu diajarkan pada dirinya juga tidak bisa ditiru orang
lain.
Dia memiliki kepribadian unggul yang
luar biasa, dengan bakat dan kharisma yang merupakan bawaan dari orang tuanya.
Gaya kepemimpinan semacam ini sering dikenal dengan gaya kepemimpinan
kharismatik. Akan tetapi pendapat tersebut pada zaman modern sekarang sudah
banyak ditinggalkan. Sebab setiap organisasi dijalankan secara kolektif oleh
seluruh anggotanya untuk mencapai tujuan dalam bermacam-macam kondisi sosial
yang berbeda dan pasti dibutuhkan pemimpin dengan gaya kepemimpinan tertentu.
Pemimpin-pemimpin yang demikian harus dipersiapkan, dilatih, dan dibentuk
secara berencana agar mereka mampu
melakukan tugas kepemimpinannya kearah sasaran yang ingin dicapai,
hingga muncullah berbagai macam pola kepemimpinan mulai dari pemimpin
situasional, kepemimpinan militeristik, kepemimpinan otoriter, kepemimpinan
operasional, sampai pada pola terbaru yaitu pola kepemimpinan visioner.
Gaya "kepemimpinan visioner" dianggap
sebagai gaya kepemimpinan yang paling efektif sekarang ini karena pola ini
sangat efektif untuk diterapkan di era globalisasi yang menuntut setiap
organisasi selalu mengikuti perubahannya. Menurut Daniel Goleman dalam buku
terjemahan Susi Purwoko (2004:65) yang mengungkapkan tentang "kepemimpinan visioner" menyimpulkan bahwa kepemimpinan visioner merupakan pola kepemimpinan
yang berusaha untuk menggerakkan orang-orang ke arah impian bersama dengan
dampak iklim emosi paling positif dan paling tepat digunakan saat perubahan
membutuhkan visi baru atau ketika dibutuhkan arah yang jelas. “Kepemimpinan
visioner adalah pola kepemimpinan yang ditujukan untuk memberi arti pada kerja
dan usaha yang perlu dilakukan bersama-sama oleh para anggota organisasi dengan
cara memberi arahan dan makna pada kerja dan usaha yang dilakukan berdasarkan
visi yang jelas”. (Diana Kartanegara, www.duniamis.co.id, diakses 5 Maret 2009).
Dari pendapat diatas dapat disimpulkan
bahwa gaya kepemimpinan visioner adalah sebuah pola memimpin dengan cara
menentukan visi bersama sesuai dengan tuntutan perubahan di masyarakat kemudian
memberi petunjuk kepada orang-orang di dalam organisasi untuk bekerja sesuai
dengan visi yang telah ditetapkan bersama-sama sehingga hasil kerja yang
diwujudkan akan sesuai dengan visi. Sedang pemimpin visioner adalah seorang
pemimpin yang
dalam menjalankan aktivitas organisasi dalam mencapai tujuan
organisasi menekankan pada visi yang telah ditetapkan bersama, sehingga
langkahlangkah mulai dari perencanaan, pelaksanaan, pengawasan, dan evaluasi
merupakan perwujudan dari visi organisasi.
C.
Kompetensi"kepemimpinan visioner" dan Syarat sebagai Pemimpin
Untuk menjadi seorang pemimpin yang
mampu memimpin dengan baik dibutuhkan kompetensi yang mendukung perannya
sebagai ujung tombak organisasi. Kompetensi adalah kemampuan atau kelebihan
yang dimiliki oleh seseorang untuk mendukung segala aktivitasnya.
Dengan adanya beberapa kompetensi yang
dimiliki oleh pemimpin diharapkan dalam memimpin sebuah organisasi, pemimpin
mampu mengimplementasikan kompetensinya dalam
rangka menjalankan perannya sebagai motor organisasi sehingga
tujuan organisasi dapat tercapai sesuai target yang telah ditetapkan
sebelumnya. Secara umum semakin banyak kompetensi yang dimiliki oleh seorang pemimpin
maka semakin mudah pula seorang pemimpin menjalankan aktivitasnya dalam
mengolah organisasi untuk mencapai tujuan. Dalam menjalankan gaya kepemimpinan,
seorang pemimpin visioner memerlukan kompetensi tertentu. Pemimpin visioner setidaknya
harus memiliki empat kompetensi kunci sebagaimana dikemukakan oleh Burt Nanus (www.duniamis.co.id,
diakses 5 Maret 2009), yaitu:
1)
Seorang
pemimpin visioner harus memiliki kemampuan untuk berkomunikasi secara efektif
dengan manajer dan karyawan lainnya dalam organisasi. Kemampuan berkomunikasi
sangat dibutuhkan oleh seorang pemimpin, sebab untuk mengetahui segala sesuatu
yang terjadi di dalam organisasi perlu adanya proses komunikasi. Selain itu
seorang pemimipin yang memiliki kemampuan berkomunikasi dengan baik akan menumbuhkan
iklim organisasi yang baik pula.
2)
Seorang
pemimpin visioner harus memahami lingkungan luar dan memiliki kemampuan
bereaksi secara tepat atas segala ancaman dan peluang. Lingkungan luar
merupakan pihak yang akan menikmati hasil dari kerja organisasi, sehingga
seorang pemimpin visioner dituntut untuk paham dan segera bertindak untuk
mengantisipasi perubahan lingkungan luar organisasi dengan harapan produk atau
servis yang akan diberikan akan sesuai sengan perubahan yang terjadi.
3)
Seorang
pemimpin visioner memegang peran penting dalam membentuk dan mempengaruhi
praktek organisasi, prosedur, produk dan jasa. Kompetensi yang dimaksud dalam
hal ini adalah keterlibatan secara langsung seorang pemimpin dalam segala
proses pelaksanaan kegiatan organisasi, sehingga pemimpin kana mengetahui
sejauh mana pelaksanaan kegiatan organisasi dalam rangka mencapai tujuan
organisasi
4)
Seorang pemimpin visioner harus memiliki atau mengembangkan
pengalaman masa lalu untuk mengantisipasi masa depan. Pemimpin pasti memiliki
pengalaman yang lebih banyak dibanding anggota organisasi yang lain, diharapkan
dengan adanya kelebihan itu pemimpin mampu menjadi evaluator rencana sebelum
rencana tersebut dilaksanakan sebagai program kerja sesuai dengan pengalaman
yang telah dimilki oleh pemimpin. Barbara Brown
(www.jaygary.com/visionary_leadership, diakses 5 Maret 2009) mengajukan 10
kompetensi yang harus dimiliki oleh"kepemimpinan visioner" yaitu:
1)
Visualizing.
2)
Futuristic
Thinking.
3)
Showing
Foresight.
4)
Proactive
Planning.
5)
Creative
Thinking.
6)
Taking
Risks.
7)
Process Alignment
8)
Coalition
building.
9)
Continuous Learning.
10) Embracing Change.
Dari beberapa kompetensi diatas dapat dijabarkan sebagai berikut :
1)
Visualizing. "kepemimpinan visioner" hendaknya mempunyai gambaran yang jelas tentang apa yang akan
dicapai dan mempunyai gambaran yang jelas kapan hal itu akan dapat dicapai.
Sehingga dalam pelaksanaannya usaha pencapaian tujuan organisasi akan tepat
perhitungan awal.
2)
Futuristic
Thinking. Pemimpin visioner tidak hanya memikirkan sejauh mana posisi
organisasi pada saat ini, tetapi lebih memikirkan sejauh mana posisi oganisasi
yang ingin dicapai pada masa yang akan datang.
3)
Showing Foresight. Pemimpin visioner adalah
perencana yang dapat memperkirakan masa depan. Dalam membuat rencana tidak
hanya mempertimbangkan apa yang ingin dilakukan, tetapi mempertimbangkan
teknologi, prosedur, organisasi dan faktor lain yang mungkin dapat mempengaruhi
rencana.
4)
Proactive
Planning. Pemimpin visioner menetapkan sasaran dan strategi yang spesifik untuk
mencapai sasaran tersebut. Pemimpin visioner mampu mengantisipasi atau
mempertimbangkan rintangan potensial dan mengembangkan rencana darurat untuk
menanggulangi rintangan itu sehingga seorang pemimpin haruslah selalu aktif mengikuti
sejauh mana rencana dijalankan serta mengetahui apa saja kendala yang dihadapi.
5)
Creative
Thinking. Dalam menghadapi tantangan pemimpin visioner berusaha berfikir
kreatif dan inovatif dalam mencari alternatif jalan keluar yang baru dengan
memperhatikan isu, peluang dan masalah.
6)
Taking
Risks. Pemimpin visioner berani mengambil resiko dan menganggap kegagalan
sebagai peluang bukan kemunduran. Sehingga ketika organisasi mengalami
kegagalan dalam mencapai tujuan, pemimpinlah yang akan menjadi motivator bagi
anggota organisasi lain unruk tetap semangat.
7)
Process
alignment. Pemimpin visioner mengetahui bagaimana cara menghubungkan sasaran
dirinya dengan sasaran organisasi. Ia dapat dengan segera menselaraskan tugas
dan pekerjaan setiap departemen pada seluruh organisasi.
8)
Coalition building. "kepemimpinan visioner" menyadari bahwa dalam rangka mencapai sasaran organisasinya, dia harus
menciptakan hubungan yang harmonis baik ke dalam maupun ke luar organisasi. Dia
aktif mencari peluang untuk bekerjasama dengan berbagai macam individu, departemen
dan golongan tertentu.
9)
Continuous Learning. Pemimpin visioner harus
mampu dengan teratur mengambil bagian dalam pelatihan dan berbagai jenis
pengembangan lainnya, baik di dalam maupun di luar organisasi. Pemimpin
visioner mampu menguji setiap interaksi, negatif atau positif, sehingga mampu mempelajari
situasi. Pemimpin visioner mampu mengejar peluang untuk bekerjasama dan
mengambil bagian dalam proyek yang dapat memperluas pengetahuan, memberikan
tantangan berpikir dan mengembangkan imajinasi.
10) Embracing Change. Pemimpin
visioner mengetahui bahwa perubahan adalah suatu bagian yang penting bagi
pertumbuhan dan pengembangan. Ketika ditemukan perubahan yang tidak diinginkan,
pemimpin visioner dengan aktif menyelidiki jalan yang dapat memberikan manfaat
pada perubahan tersebut.
James A. Lee mengutip Stogdill dalam
Kartini Kartono (2005:36) menyatakan bahwa pemimpin secara umum harus memiliki
beberapa kelebihan atau kompetensi yaitu :
1)
Kapasitas
: kecerdasan, kewaspadaan, kemampuan berbicara atau verbal facility, keaslian,
kemampuan menilai.
2)
Prestasi/achievment
: gelar sarjana, ilmu pengetahuan, perolehan dalam olah raga dan atletik dan
lain-lain.
3)
Tanggung
jawab : mandiri, berinisiatif, tekun, ulet, percaya diri, agresif, dan punya
hasrat untuk unggul.
4)
Partisipasif
: aktif, memiliki sosiabilitas tinggi, mampu bergaul, kooperatif atau suka
bekerja sama, mudah menyesuaikan diri, punya rasa humaor.
5)
Status : meliputi kedudukan sosial-ekonomi
yang cukup tinggi, populer, tenar.
Dari teori diatas disimpulkan bahwa
kompetensi akan mendukung kinerja pemimpin dalam sebuah organisasi. Semakin
banyak kompetensi yang dimiliki maka semakin mudah seorang pemimpin menjalankan
kepemimpinannya. Dari berbagai kompetensi yang harus dimiliki oleh seorang pemimpin
akan dijadikan dasar acuan syarat pemimpin yang efektif. Secara umum tentu saja
syarat menjadi pemimpin haruslah sehat jasmani dan memiliki kompetensi yang
cukup, sehingga dalam memimpin nantinya pemimpin akan menunjukkan kematangannya
sebagi pemimpin. Kematangan dalam kepemimpinan mempunyai arti bahwa seorang
pemimpin harus sudah mempunyai kompetensi sehingga memenuhi syarat-syarat yang
diperlukan untuk mengerakkan dan mempengaruhi bawahannya. Dalam implementasinya
syarat menjadi seorang pemimpin ini berlaku sama untuk drbagai gaya kepemimpinan.
Menurut Sondang P. Siagian dalam Wahyu Bhudiyanto (2004:13) syarat-syarat
pemimpin secara umum yaitu :
1)
Memiliki
kondisi fisik yang sehat sesuai dengan tugasnya.
2)
Berpengetahuan
luas.
3)
Mempunyai
keyakinan bahwa organisasi akan berhasil mencapai tujuan yang telah ditentukan
melalui dan berkat kepemimpinannya.
4)
Mengetahui
dengan jelas sifat hakiki dan kompleksitas daripada tujuan yang hendak dicapai.
5)
Memiliki
stamina dan semangat yang besar.
6)
Gemar
dan cepat mengambil keputusan.
7)
Obyektif
dalam arti dapat menguasasi emosi.
8)
Adil dalam mempengarui bawahan
9)
Menguasai tehnik-tehnik berkomunikasi.
10) Menguasi prinsip-prinsip.
11) Dapat dan mampu bertindak sebagai penasehat, guru dan kepala terhadap
bawahannya, tergantung dari situasi dan masalah yang dihadapi.
12) Mempunyai gambaran yang menyeluruh tentang semua aspek kegiatan
organisasi.
Menurut Kartini Kartono (2004:36)
konsepsi mengenai syarat-syarat pemimpin itu harus selalu dikaitkan dengan tiga
hal penting yaitu:
1)
Kekuasaan
ialah kekuatan, otoritas dan legalitas yang memberikan wewenang kepada pemimpin
guna mempengaruhi dan menggerakkan bawahan untuk berbuat sesuatu.
2)
Kewibawaan
ialah kelebihan, keunggulan, keutamaan, sehingga orang mampu “mbawani” atau
mengatur orang lain, sehingga orang tersebut patuh pada pemimpin, dan bersedia
melakukan perbuatan-perbuatan tertentu.
3)
Kemampuan
ialah segala daya, kesanggupan, kekuatan dan kecakapan/ketrampilan teknis
maupun sosial, yang dianggap melebihi dari kemampuan anggota biasa.
Sedang Earl Nightingale dan Whitt Schult
dalam Kartini Kartono (2005:37) menuliskan kemampuan atau kompetensi dan syarat
yang harus dimiliki seorang pemimpin adalah :
1)
Kemandirian,
berhasrat memajukan diri sendiri (individualism)
2)
Besar
rasa ingin tahu dan cepat tertarik pada manusia dan bendabenda.
3)
Multiterampil
atau memiliki kepandaian berbagai ragam.
4)
Memiliki
rasa humor, antusiasme tinggi, suka berkawan.
5)
Prefeksionis,
selalu ingin mendapatkan yang sempurna.
6)
Mudah
menyesuaikan diri, adaptasi tinggi.
7)
Sabar
namun ulet, serta tidak “mandek” terhenti.
8)
Waspada,
peka, jujur, optimis, berani, gigih, ulet realistis.
9)
Komunikatif,
seta pandai berbicara atau berpidato.
10) Berjiwa wiraswasta.
11) Sehat jasmaninya, dinamis, sanggup dan suka menerima tugas yang
berat, serta berani mengambil resiko.
12) Tajam firasatnya dan adil pertimbangannya.
13) Berpengetahuan luas dan haus akan ilmu pengetahuan.
14) Memiliki motivasi tinggi, menyadari target atau tujuan hidupnya yang
ingin dicapai, dibimbing oleh idealisme tinggi.
15) Punya imajinasi tinggi, daya kombinasi, dan daya inovasi.
Dari beberapa pendapat di atas dapat
ditarik kesimpulan bahwa pemimpin itu harus memiliki beberapa kelebihan dalam
kompetensi sehingga memenuhi syarat sebagai pemimpin dibanding dengan anggota
biasa yang lainnya. Sebab dengan adanya kelebihan-kelebihan tersebut dia bias berwibawa
dan dipatuhi oleh bawahannya. Terutama sekali kelebihan dibidang moral dan
akhlak, semangat juang, ketajaman intelegensi, kepekaan terhadap lingkungan,
dan tekun. Selain itu juga memiliki integritas kepribadian tinggi sehingga
menjadi dewasa, bertanggung jawab, dan susila.
Saya suka dengan quote dari Ordway Tead ini "Leadership is the activity influencing people to cooperate some good which they come to find desirable". Terima kasih untuk ilmunya!
BalasHapus