Pendidikan Terbaru Indonesia. Pendidikan Makalah Indonesia. Politik Sukses Indonesia.Pendidikan Dakwah Indonesia

Senin, 12 Januari 2015

Perencanaan Pendidikan pada Masa Depan

A.    Perencanaan Pendidikan pada Masa Depan

Pendidikan merupakan kebutuhan sepanjang hayat. Setiap masyarakat membutuhkan pendidikan, sampai kapanpun dan dimanapun ia berada. Pendidikan memiliki peranan yang sangat penting artinya, sebab tanpa pendidikan manusia akan sulit berkembang dan bahkan akan terbelakang yang berujung pada keterpurukan. Dengan demikian pendidikan harus betul-betul diarahkan untuk menghasilkan manusia yang berkualitas dan mampu bersaing, disamping memiliki budi pekerti yang luhur dan moral yang baik. Prinsip penyelenggaraan pendidikan sebagaimana yang tercantum dalam UU No. 20 tahun 2003 bahwa pendidikan diselenggarakan secara demokratis dan berkeadilan serta tidak diskriminatif dengan menjunjung tinggi hak asasi manusia, nilai keagamaan, nilai kultural, dan kemajemukan bangsa. Pendidikan diselenggarakan dengan memberdayakan semua komponen masyarakat melalui peranserta dalam penyelenggaraan dan pengendalian mutu layanan pendidikan.
Dari prinsip di atas dapat disimpulkan bahwa dalam penyelenggaraan pendidikan harus memperhatikan nilai kulturan, nilai keagamaan dan semua kompenen masyarakat tanpa adanya diskriminatif. Namun menurut pemakalah pendidikan yang perlu diterapkan di Indonesia selain mencangkup empat pilar yang dicanangkan UNESCO yaitu learning to know, learning to do, learning to be dan learning to live together.
Penyelenggaraan pendidikan yang tercantum dalam Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional harus lebih mementingkan aspek moral. Penekanan terhadap moral dipandan g perlu karena dengan sikap kreatif dan profesional saja bangsa ini akan hancur, hal ini dapat dilihat pada keterpurukan moral para wakil rakyat yang korupsi sampai trilyunan rupiah. Untuk mewujudkan pendidikan diatas pemerintah melalui pihak terkait harus lebih tegas dalam menangani terhadap penyimpangan-penyimpangan yang ada, terutama terhadap pembiayaan pendidikan dan proses pendidikan baik mulai dari "perencanaan pendidikan", kegiatan pembelajaran, evaluasi dan tindak lanjutnya. Pemerintah juga berani menanggung biaya pendidikan minimal pendidikan wajib belajar dengan pemenuhan segala keperluan yang menunjang terhadap keberlangsungan proses pendidikan.
Dengan demikian, tuntutan pendidikan sekarang dan masa depan harus diarahkan pada peningkatan kualitas kemampuan intelektual dan profesional serta sikap, kepribadian dan moral manusia Indonesia pada umumnya, sehingga antara pendidikan dan dunia kerja terjadi adanya kesesuaian kebutuhan yuang diperlukan. Dengan kemampuan sikap profesional, kreatif diharapkan dapat mengurangi pengangguran yang setiap tahunnya meningkat, dengan memiliki sikap/moral yang tinggi mampu untuk hidup bersama dan tolong menolong, bukan saling menggunakn keprofesionalannya untuk membodohi yang lebih bodoh, dan tentunya apabila program di atas berjalan secara baik dan benar mutu pendidikan semakin terus membaik. Akan tetapi, pendidikan masa depan dipengaruhi oleh berbagai faktor diantaranya.

1.      Faktor Reformasi
Era reformasi telah membawa berbagai perubahan mendasar dalam berbagai kehidupan, termasuk kehidupan pendidikan. Salah satu perubahan mendasar adalah manajemen negara, yaitu manajemen berbasis pusat menjadi berbasis daerah. Secara resmi, perubahan manajemen ini telah diwujudkan dalam bentuk Undang-undang Republik Indonesia No. 22 tahun 1999, yang kemudian direvisi dan disempurnakan UU No. 32 tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah. Pedoman pelaksanaannya pun telah dibuat melalui Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 25 tahun 2000 tentang Kewenangan Pemerintah dan Kewenangan Provinsi sebagai Daerah Otonom.
Seperti yang dinyatakan oleh Azyumardi Azra (2002:xii) bahwa dengan era otonomi daerah: “lembaga-lembaga pendidikan, seperti sekoah, pesantren, universitas (perguruan tinggi), dan lainnya yang terintegrasi dalam pendidikan nasional haruslah melakukan reorientasi, rekonstruksi kritis, restrukturisasi, dan reposisi, serta berusaha untuk menerapkan paradigma baru pendidikan nasional”. Selain itu, implementasi kebijakan tersebut diharapkan berdampak positif terhadap kemajuan pendidikan di daerah dan di tingkat satuan pendidikan.
Agar dampak positif dapat benar-benar terwujud, kemampuan "perencanaanpendidikanyang baik di daerah sangatlah diperlukan. Sebab, hal tersebut dapat mengurangi kemungkinan timbulnya permasalahan yang serius. Fiske (1996) menyatakan bahwa berdasarkan pengalaman berbagai negara berkembang yang menerapkan otonomi di bidang pendidikan, otonomi berpotensi memunculkan masalah, seperti perbenturan kepentingan antara pemerintah pusat dan daerah, menurunnya mutu pendidikan, inefisiensi dalam pengelolaan pendidikan, ketimpangan dalam pemerataan pendidikan, terbatasnya gerak dan ruang partisipasi masyarakat dalam pendidikan, serta berkurangnya tuntutan akuntabilitas pendidikan oleh pemerintah serta meningkatnya akuntabilitas pendidikan di masyarakat.
Seiring dengan masa, proyeksi perencanaan pendidikan ke depan seyogyanya melihat dan menelaah terhadap perkembangan masa ini sejalan dengan perkembangan dan penemuan dalam berbagai bidang ilmu yang menggiring seirama dan serasi terhadap dinamika zaman tersebut. Vembriarto yang dinukil Muhadjir (Sarbini & Neneng Lina, 2011:281), berpendapat bahwa pendidikan stidaknya harus menjalankan empat fungsi, yaitu:
a.       Transmisi kultural; berupa pengetahuan, sikap, nilai dan norma
b.      Memilih dan mengajarkan peranan sosial: 1) mengembangkan fasilitas untuk mengajarkan berbagai macam spekulasi; 2) mengusahakan agar jumlah manusia yang terlatih dan memiliki spesialisasi, sesuai dengan kebutuhan; 3) mengembangkan mekanisme untuk menyesuaikan talenta dan bakat anak didik dengan spesialisasi
c.       Menjamin integrasi sosial
d.      Mengadakan inovasi-inovasi sosial (Syafi Ma’arif, 1991)
Untuk menuju perubahan, pendidikan diupayakan tidak semata-mata bersifat konsumtif, dalam pengertian pemuasan secara langsung atas kebutuhan dan keinginan yang bersifat sementara saja, tetapi sebagai:
a.       Upaya membantu meningkatkan kualitas iman yang aplikatif
b.      Proses pembebasan dan proses pencerdasan
c.       Proses menjunjung hak-hak anak
d.      Proses pemberdayaan potensi manusia
e.       Upaya menjadikan manusia demokratis dan membangun watak persatuan
f.       Upaya menghasilkan manusia yang cinta perdamaian dan peduli terhadap lingkungan
Atas dasar uraian tersebut, pendidikan perlu diorientasikan menjadi sebagai berikut:
a.       Pendidikan berwawasan kemanusiaan
Dengan konsep fitrah, Islam memandang pendidikan sebagai berikut:
1)      Pendidikan harus diorientasikan pada upaya optimalisasi potensi dasar manusia secara keseluruhan
2)      Implikasi tentang pandangan kemanusiaan tersebut mengharuskan tujuan pendidikan masa depan diarahkan pada pencapaian pertumbuhan kepribadian manusia secara seimbang
3)      Terletak pada muatan materi dan metodologi pendidikan
b.      Pendidikan yang mendorong pada peningkatan sumber manusia (SDM)

2.      Faktor Sosial Budaya
Sebagaimana yang kita saksikan, bahwa fenomena yang terjadi di Indonesia dewasa ini adalah perubahan terus menerus pada setiap lini kehidupan yang banyak menimbulkan pergeseran kultur maupun struktur di tengah masyarakat. Diakui atau tidak, proses moderenisasi dalam berbagai dimensi akan menimbulkan ekses samping bagi masyarakat, terutama lahirnya kecenderungan masyarakat pada hal-hal yang bersifat konsumtif, mateerialistik dan individualistik. Hal tersebut terjadi karena masing-masing individu dituntut untuk memenuhi kebutuhan real sesuai dengan tuntutan pembangunan. Berukut ini merupakan ekses samping yang dialami masyarakan yang sedang membangun:
a.       Berkembangna mass culture karena pengaruh kemajuan media masa, sehingga kultur tidak lagi bersifat lokal, tetapi bersifat nasional atau bahkan global. Hal ini berakibat meningkatkan heterogenitas nilai-nilai masayrakat
b.      Menurunnya sikap-sikap fatalistik dan meningkatkannya sifat-sifat yang lebih mengakui kebebasan bertindak menuju perubahan masa depan
c.       Masyarakat industri pada dasarnya dibangun atas proses yang rasional. Meskipun yang irasional itu tidak bisa hilang sama sekali dari kehidupan umat manusia, sebagian besar kehidupan semakin diatur oleh atauran-aturan rasional
d.      Masyarakat industri juga akan ditandai oleh semakin meningkatnya sikap hidup materialistik.
e.       Masyarakt industri juga ditandai oleh maraknya urbanisasi yang pesat
Berkaitan dengan berbagai problem sosial tersebut, perlu direnungkan hal-hal berikut, bahwa "perencanaan pendidikan" bukanlah sekadar proses alih budaya atau alih ilmu pengetahuan (transfer of knowladge), melainkan sekaligus sebagai proses alih nilai-nilai kemanusiaan (transfer of human values), dengan tujuan menjadikan manusia yang bertakwa kepada Allah. Inilah tujuan utama pendidikan.
Dalam konteks “makro pendidikan”, pendidikan tidak hanya diarahkan pada penumbuhan dan pengembangan manusia yang secara filosofis lebih menekankan pada pencapaian secara material. Pendidikan bukan hanya diarhkan pada upaya pengayaan aspek mental spiritual dalam rangka mengejar tujuan normatif, melainkan juga diarahkan untuk tercapainya manusia yang sempurna secara etis maupun moral serta mempunyai kepekaan susila.
Sementara dalam pandangan Islam, pendidikan merupakan rekayasa insaniah yang berjalan secara sistematis yang dikembangkan dalam rangka keutuhan manusia, sesuai dengan potensi fitrahnya. Sebagaimana yang terungkap dalam Q.S Luqman [31]:1-34. Intinya, pendidikan hendaknya memberi penyadaran potensi fitrah keagamaan, menumbuhkan, mengelola, dan membentuk wawasan (fitrah), akhlak serta tingkah laku yang sesuai dengan ajaran Islam, menggerakkan dan menyadarkan manusia untuk senantiasa beramal saleh dalam rangka beribadah kepada Allah.

3.      Faktor Globalisasi, Humanisasi dan Demokratisasi
Proses informatisasi yang cepat karena kemajuan teknologi semakin membuat horizon kehidupan di planet dunia semakin meluas dan sekaligus dunia ini semakin mengerut. Hal ini berarti berbagai masalah kehidupan manusia menjadi masalah global atau setidak-tidaknya tidak dapat dilepaskan dari pengaruh kejadian di belahan bumi yang lain, baik masalah politik, ekonomi, sosial, maupun pendidikan. Pendidikan lingkungan dan kependudukan merupakan salah satu penunjang ke arah kesadaran global ini. Peningkatan rasa tanggung jawab global ini memerlukan inforamsi yang cepat dan tepat serta kecerdasan yang memadai. Tingkat kecerdasan suatu bangsa yang rendah sukar untuk dapat meningkatkan tanggung jawabnya terhadap perbaikan kehidupan sendiri, apalagi kehidupan global. Oleh karena itulah, dituntut adanya pendidikan yang berkualitas dan bukan hanya penguasaan pengetahuan dasar (H.A.R Tilaar, 2008:4-5).
Dewasa ini, manusia cenderung mementingkan nilai-nilai kemanusiaan, baik dalam usahanya untuk pengaturan kehidupan politik maupun ekonomi. Usaha-usaha untuk mementingkan nilai-nilai kemanusiaan dalam pendidikan telah melahirkan kembali pendekatan pendidikan yang mementingkan pengembangan kreativitas dalam kepribadian anak. Inilah yang disebut gerakan humanisasi dalam proses pendidikan yang kini sedang kondang di banyak negara, baik negara maju maupun negara berkembang. Gerakan humanisasi ini meminta reformasi dalam pendidikan, baik dalam metodologi belajar mengajar sampai kepada manajemen dan perencanaan pendidikan. Dalam konferensi"perencanaan pendidikan" yang diselenggarakan di Mexico City tahun 1990 disinyalir banyak negara belum siap menghadapi perubahan global yang terjadi dewasa ini, yang menuntut reformasi pendidikan dan meminta pendekatan baru mengenai makna kehidupan, restrukturisasi pendidikan nasional, penyesuaian peranan pendidikan dunia yang cepat berkembang. Semua pemikiran ini meminta penilaian kembali terhadap tujuan pendidikan, kurikulum, proses pendidikan, serta restrukturisasi manajemen dan pendidikan.

4.      Faktor Kombinasi Pendekatan
Faktor ini merupakan faktor terakhir sebagai pelengkap dari berbagai faktor perencanaan pendidikan masa depan. Vembriarto (Sarbini & Neneng Lina, 2011: 292) mengemukakan beberapa tuntutan yang perlu diperhatikan bagi penyempurna "perencanaan pendidikan pada masa yang akan datang, yaitu sebagai berikut:
a.       Menyintesiskan pendekatan (social demand, manpower, dan rate of return) menjadi pendekatan yang utuh dan selaras
b.      Usaha besar-besaran perlu dilakukan oleh semua sistem pendidikan untuk menyempurnakan arus informasi yang diperlukan bagi perencana pendidikan yang efektif
c.       Adanya sejumlah besar kader yang berwenang dalam "perencanaan pendidikan"perlu disebarkan di kalangan siapa saja yang berpartisipasi dalam perencanaan itu
d.      Pengaturan-pengaturan organisasi dan administrasi, pola-pola sikap dan tingkah laku perlu diubah agar memungkinkan pelaksanaan perencanaan secara efektif
Selain itu, perencanaan pendidikan pada masa depan harus memuat lima buah persoalan pokok sebagai berikut:
a.       Perumusan tujuan; perumusan tujuan pendidikan dan penentuan prioritasnya sangat diperlukan untuk mengadakan evaluasi pelaksanaan sistem pendidikan dan menyususn "perencanaan pendidikan"
b.      Evaluasi terhadap pelaksanaan sistem; perumusan tujuan pendidikan itu penting untuk: 1) memberi arah kegiatan pendidikan, 2) memberi dasar untuk mengecek kegiatan itu, dan 3) memberi dasar untuk membandingkan alternatif dari berbagai cara untuk mencapai tujuan proses belajar yang khsusu, sehingga berguna untuk menentukan cara yang paling efektif.
c.       Penggunaan pendekatan dalam penyusunan desain pendidikan
d.      Gaya dan tindakan manajemen baru, seperti operation research, program budgetting, cost analysis, dan lain-lain

e.       Penelitian dan pengembangan sistem pendidikan secara intensif

Perencanaan Pendidikan pada Masa Depan Rating: 4.5 Diposkan Oleh: Unknown

0 komentar:

Posting Komentar

INFO Pendidikan Terbaru