Pendidikan Terbaru Indonesia. Pendidikan Makalah Indonesia. Politik Sukses Indonesia.Pendidikan Dakwah Indonesia

Sabtu, 12 Desember 2015

Metode Terbaru Untuk Mengajarkan Membaca Cepat Terhadap Anak Uaia Dini

BAB I
PENDAHULUAN 
A.  Latar Belakang Masalah
Membaca adalah tradisi yang diwariskan oleh Nabi muhamad sejak abad empat belas yang lalu. Membaca  merupakan tahapan proses belajar membaca bagi siswa Sekolah Dasar kelas awal. Siswa belajar untuk memperoleh kemampuan dan menguasai teknik-teknik membaca dan menangkap isi bacaan dengan baik. Oleh karena itu, guru perlu merancang pembelajaran membaca dengan baik sehingga mampu menumbuhkan kebiasan membaca sebagai suatu yang menyenangkan. Suasana belajar harus dapat diciptakan melalui kegiatan permainan bahasa dalam pembelajaran membaca. Hal itu sesuai dengan karakteristik anak yang masih senang bermain. Permainan memiliki peran penting dalam perkembangan kognitif dan sosial anak. Membaca merupakan salah satu keterampilan berbahasa yang diajarkan dalam mata pelajaran bahasa Indonesia di Sekolah Dasar.
Keterampilan membaca sebagai salah satu keterampilan berbahasa tulis yang bersifat reseptif perlu dimiliki siswa SD agar mampu berkomunikasi secara tertulis. Oleh karena itu, peranan pengajaran kemampuan membaca khususnya pengajaran membaca di SD menjadi sangat penting. Pengajaran membacasangat penting bagi kehidupan berbangsa, bernegara, berbudaya dan berakhlak. Di SD yang bertumpu pada kemampuan dasar membaca dan menulis juga perlu diarahkan pada tercapainya keterampilan membaca. Keterampilan membaca dan menulis, khususnya keterampilan membaca harus segera dikuasai oleh para siswa di SD karena keterampilan ini secara langsung berkaitan dengan seluruh proses belajar siswa di SD. Keberhasilan belajar siswa dalam mengikuti proses kegiatan belajar-mengajar di sekolah sangat ditentukan oleh penguasaan kemampuan membaca mereka.  Siswa yang tidak mampu membaca dengan baik akan mengalami kesulitan dalam mengikuti kegiatan pembelajaran untuk semua mata pelajaran. Siswa akan mengalami kesulitan dalam menangkap dan memahami informasi yang disajikan dalam berbagai buku pelajaran, buku-buku bahan penunjang dan sumber-sumber belajar tertulis yang lain. Akibatnya, kemajuan belajarnya juga lamban jika dibandingkan dengan teman-temannya yang tidak mengalami kesulitan dalam membaca. Pembelajaran membaca di SD dilaksanakan sesuai dengan pembedaan atas kelas-kelas awal dan kelas-kelas tinggi. Pelajaran membaca dan menulis di kelas-kelas awal disebut pelajaran membaca dan menulis permulaan, sedangkan di kelas-kelas tinggi disebut pelajaran membaca dan menulis lanjut. Pelaksanaan membaca permulaan di kelas rendah Sekolah Dasar dilakukan dalam dua tahap, yaitu membaca periode tanpa buku dan membaca dengan menggunakan buku. Pembelajaran membaca tanpa buku dilakukan dengan cara mengajar dengan menggunakan media atau alat peraga selain buku misalnya kartu gambar, kartu huruf, kartu kata dan kartu kalimat, sedangkan membaca dengan buku merupakan kegiatan membaca dengan menggunakan buku sebagai bahan pelajaran.  Tujuan membaca permulaan di kelas rendah adalah agar siswa dapat membaca kata-kata dan kalimat sederhana dengan lancar dan tepat
SD buniwangi yang tepatnya di kampung buniwangi desa kalubunder kecamatan kalibunder kabupaten sukabumi, SD yang tergolong SD pinggiran/pesisian Desa, yang dikelilingi gunung-gunung yang besar salasatunya gunung patat, gunung gangsa dan gunung cisujen. yang berdekatan hutan. Karena SD yang termasuk SD pinggiran tentu banyak  banyak factor yang menghabat kepada pertumbuhan anak. Khusus dalam membaca yang baik dan benar. Dan saya termasuk tenaga kerja  guru honorer di SD buniwangi  sejak tahun 2008 dan saya di beri tugas mengajar di kelas II  samapai sekarang, mengajar bagi saya sudah menjadi kewajiban untuk mengabdi kepada bangsa ini. Dalam mengajar saya menemukan beberapa permasalahan salasatunya adalah banyak anak yang belum mampu mengenal huruf-huruf atau bilangan kemungkinan karena faktor-faktor tertinggalnya pendidikan terutama pendidikan di usia dini.
Kenyataan di lapangan, khususnya di kelas II SDN buniwangi  masih terdapat siswa yang belum mampu membacanya dengan baik dan benar. Hal ini terbukti dari hasil belajar siswa dalam kemampuan membacahanya mencapai 50, sedangkan KKM pelajaran bahasa Indonesia di kelas II SDN buniwangi  sebesar 65. Faktor penyebab dari kemampuan membaca siswa masih kurang baik, diantaranya tidak adanya tempat pendidikan usia dini di sekitar SD buniwangi khususnya di tiga kedusunan yaitu kedusunan buniwangi, kedusunan tonjong dan kedusunan selabatu, latar belakang pendidikan orang tua yang sangat rendah, kurangnya dukungan pemerintah dan kurangnya dukungan orang tua  . Selain itu faktor penyebab lain diantaranya minat baca siswa kurang, bimbingan dari keluarga masih kurang, motivasi yang diberikan kepada siswa baik dari guru maupun keluarga masih kurang, serta teknik pembelajaran yang digunakan secara konvensional dan masih belum menyetuh pada permasalahan yang dihadapinya.
Dengan demikian, saya mendokumentasikan deskripsi praktik pembelajaran yang telah dilaksanakan di kelas sebagai upaya  pembelajaran dalam setting  upaya meningkatkan kemampuan membaca dengan menggunakan metode uswatun hasanah dan kesabaran kepada siswa yang belum bisa membaca   Best Practices yang berjudul:
UPAYA  MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA SISWA SEKOLAH DASAR DENGAN METODE USWATUN HASANAH

B.  Permasalahan yang hadapi
Berdasarkan hasil observasi awal yang telah dilakukan terhadap pembelajaran di kelas II yang difokuskan pada siswa lambat dalam membaca (buta huruf), diperoleh temuan-temuan permasalahan sebagai berikut.
1.    Masih banyak siswa yang belum mampu membaca (buta huru) ketika diajar tapi dengan pendekatan metode uswatun hasanah ahirnya anak bisa membaca dengan sendirinya walapun lambat.
2.    Tidak adanya tempat  pendidikan usia dini  di sekitar SD buniwangi. Namun  buat saya itu bukan hambat yang harus dihindari tapi tangtang yang harus dihadapi dengan pendekatan uswatun sanah terhadap anak agar anak bisa membaca dan ternyata ahir walaupun lambat anak bisa membaca dengan baik dan benar.  
3.    Latar belakang pendidikan orang tua banyak dibawah pendidikan dasar itu kenyataan yang kongkrit sekali di lapangan. Ahirnya tibul faktor-faktor yang menghambat pemkembangan anak khususnya dalam membaca karena kurang perhatian dari orang tua. Namun dengan pendekata/bingbingan begitu ikhlas terhadap belajar anak ahirnya anak mampu membaca huruf-hurup yang pada awalnya tidak kenal sama sekali.
C.  Strategi Pemecahan Masalah
Pemecahan masalah tentang meningkatkan kemampuan membaca siswa melalui metode uswatun hasanah di Kelas II SD Negeri Buniwangi, peneliti mengemas dalam suatu kegiatan bembelajaran berikut :
1.    Menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) dalam meningkatkan kemampuan membaca siswa melalui metode uswatun hasanah atau pendekatan yang lebih baik terhadap anak Kelas II SD Negeri Buniwangi ahirnya dengan metode menulis RPP yang baik dan pendekatan yang begitu lembut terhadap anak ahirnya anak bisa membaca tanpa disadari, saya rasa kemungkina besar ada hidayah dari allah terhadap anak.
2.    Melaksanakan pembelajaran dalam meningkatkan kemampuan membaca siswa melalui membaca bawah-atas, atas-bawah, model interaktif dan kegiatan membaca langsung dalam membaca dengan  metode uswatun hasanah   di Kelas I SD Negeri Buniwangi
3.    Melakukan pembelajaran dengan metode uswatun hasanah dalam Penelitian Tindakan Kelas (PTK) sebagai upaya berkesinambungan dalam meningkatkan kemampuan membaca siswa melalui metode uswatun hasanah di Kelas I SD Negeri Buniwangi
BAB II
PEMBAHASAN
A.  Alasan Pemilihan Strategi Pemecahan Masalah
a.    Metode uswatun hasanah
Saya berpendapat bahwa metode  salah satu alat untuk mencapai tujuan. Dengan memanfaatkan metode secara akurat, guru akan mampu mencapai tujuan pengajaran. Metode adalah pelicin jalan pengajaran menuju tujuan. Ketika tujuan dirumuskan agar anak didik memiliki ketrampilan tertentu, maka metode yang digunakan harus disesuaikan dengan tujuan. Antara metode dan tujuan jangan sampai bertolak belakang. Artinya, metode harus menunjang pencapaian tujuan pengajaran. Bila tidak, maka akan sia-sialah perumusan tujuan tersebut. apalah artinya kegiatan belajar mengajar yang dilakukan tanpa mengindahkan tujuan.
Dan alasan saya memilih metode uswatun hasanah dalam setiap mengajar di dalam kelas khususnya di kelas II karena cocok dengan setuasi anak yang masih labil atau berada di usia dini. Dan metode ini termasuk metode yang tertua dan tergolong paling sulit dan mahal. Dengan metode ini, pendidikan membaca disampaikan melalui bingbingan kesabaran, ketawakalan dan contoh teladan yang baik dari pendidiknya, sebagaimana telah dilakukan para Nabi terdahulu.
Metode Uswatun Hasanah besar pengaruhnya dalam misi Pendidikan membaca pada anak usia dini. Bahkan menjadi faktor penentu. Apa yang dilihat dan didengar orang dari tingkah laku guru di kelas, bisa menambah kekuatan daya didiknya, tetapi sebaliknya bisa pula melumpuhkan daya didiknya, apabila ternyata yang tampak itu bertentangan dengan yang didengarnya. Dalam hubungan dengan masalah ini, Athiyah al-Abrasyi mengatakan bahwa perbandingan antara guru dengan murid, adalah ibarat tongkat dengan bayangannya. Kapankah bayangan tersebut akan lurus kalau tongkatnya sendiri bengkok.
Dalam dunia pendidikan modern, istilah metode uswatun hasanah sering disebut dengan metode imitasi atau tiruan. Dilihat dari segi bentuknya maka metode ini merupakan bentuk non verbal dari metode pendidikan agama islam yang paling baik. Ada beberapa hasil yang dicapai dalam menggunakan metode uswatun hasanah sebagai berikut :
a.       Ada Keinginan atau Dorongan Untuk Meniru
Pada diri anak ada keinginan halus yang tidak disadari untuk meniru orang yang dikagumi (idola) di dalam berbicara, bergaul, tingkah laku, bahkan gaya hidup mereka sehari-hari tanpa disengaja. Ketika saya mengajar dan bertanya terhadap anak-anak apa cita-citamu anak langsung menjawab ingin seperti  ibu, Peniruan semacam ini hanya terarah pada tingkah laku yang baik bagi anak-anak.
b.       Kesiapan Untuk Meniru
Setiap tahapan usia mempunyai kesiapan dan potensi untuk meniru ketika apa yang dilihatnya. Oleh karena itu saya selalu memberi teladan (uswatun hasanah) dalam mengajar di kelas dan selalu membingbingan membaca dengan penuh kesabaran walapun banyak anak yang nakal. Pada prinsipnya, guru, orang tua, pemimpin harus mempertimbangkan potensi anak sewaktu kita akan mengarahkan atau membimbing mereka. ‘
b.       Tujuan Untuk Meniru

Setiap peniruan tentu mempunyai tujuan yang kadang-kadang diketahui oleh pihak yang meniru dan kadang-kadang tidak diketahui. Peniruan yang tidak diketahui dan tidak disadari oleh pihak-pihak yang meniru merupakan peniruan yang hanya sekedar ikut-ikutan, sedangkan peniruan yang di sadari dan di sadari pula tujuannya, maka peniruan tersebut tidak lagi sekedar ikut-ikutan, tetapi merupakan kegiatan yang disertai dengan pertimbangan. Salasatu contoh ketika saya mau mengajar membingbing membaca di kelas  saya selalu diawali dengan basmalah dan itu menjadi   peniruan terhadap anak-anak sayaketika saya tidak mengajar di kelas itu. salasatunya ada peniruan  peniruan anak-anak pada  seseorang yang dikaguminya atau yang menjadi idolanya ada pandaangan yang lebih kuat. Dengan tujuan akan memperoleh kekuatan seperti yang di miliki oleh orang tersebut. Menurut An-Nahlawi peniruan yang demikian, dalam istilah pendidikan Islam di sebut dengan “ Ittiba”(patuh). Dan Ittiba’ yang paling tinggi adalah Ittiba’ yang di dasarkan atas tujuan dan cara. maka saya selalu memberikan contoh/teladan yang baik pada anak agar anak bisa meniru khusus dalam membaca.
A.  Faktor-faktor Pendukung
Keberhasilan penerapan strategi yang dipilih dalam mengatasi permasalahan yang muncul, khususnya dalam Kegiatan Upaya Peningkatan Kemampuan Membaca Siswa Sekolah Dasar Dengan Metode Uswatun Hasah, tentunya tidak lepas dari adanya faktor-faktor pendukung. Faktor-faktor tersebut yaitu sebagai berikut.
1.      Antusiasme siswa yang besar terhadap pembelajaran yang dilaksanakan melalui teladan (uswatun hasanah).
2.      Pemberian reward terhadap siswa yang bisa membaca dengan baik dan benar , baik secara verbal maupun non-verbal.
3.      Pengemasan pembelajaran yang dilakukan sedemikian rupa sehingga siswa merasa enjoy dan tidak terbebani seperti ketika pembelajaran dilakukan secara konvensional
4.      Kerja sama dan respon yang baik dari kepala sekolah dan dari guru-guru lain, terutama dari guru mata pelajaran bahasa Indonesia.
B.  Langkah-Langkah Kegiatan
Kegiatan Upaya Peningkatan Kemampuan Membaca Siswa Sekolah Dasar Dengan Metode Uswatun Hasanah. dapat dari gambaran pembelajaran berikut :
1.      Siswa mendapatkan perhatian khusus dari guru, keluarga dan lingkungan.
2.      Siswa menyimak apa yang dibacakan oleh guru.
3.      Guru bersama siswa melakukan tanya jawab apa yang telah dibaca.
4.      Guru menyiapkan alat pembelajaran yaitu  kartu gambar yang ditulis dalam karton dengan jumlah sesuai dengan kelompok belajar dan menempelkannya di depan kelas.
5.      Guru memberikan teladan cara membaca yang baik dengan contoh-contoh huruf-huruf yang di siapkan di karton .
6.      Secara berkelompok siswa melakukan permaianan huruf-hurup yaitu melengkapi kata-kata yang tepat dengan kartu kata yang telah disediakan guru.
7.      Pengumuman hasil permainan, kelompok yang berhasil melengkapi kata-kata  dengan waktu cepat mendapatkan reward dan kelompok yang menyelesaikan dengan waktu yang lama mendapatkan sanksi.
8.      Setelah melakukan permaianan bahasa melengkapi cerita, siswa membaca huruf-huruf yang besar dengan lafal dan intonasi yang tepat.
9.      Upaya Peningkatan Kemampuan Membaca Siswa Sekolah Dasar Dengan Metode Uswatun Hasah
C.  Hasil yang di Capai

Kriteria keberhasilan siswa pada pembelajaran membaca siswa melalui teknik permainan bahasa melengkapi cerita sebagai berikut :
1.      Kemampuan guru dalam membuat rencana pelaksanaan pembelajaran dalam upaya peningkatan kemampuan membaca siswa sekolah dasar dengan metode uswatun hasanah minimal mencapai  rata-rata 75%.
2.      Kemampuan guru dalam proses pelaksanaan pembelajaran dalam upaya peningkatan kemampuan membaca siswa sekolah dasar dengan metode uswatun hasanah minimal mencapai  rata-rata 75 %
3.      Hasil belajar siswa dalam upaya peningkatan kemampuan membaca siswa sekolah dasar dengan metode uswatun hasanah mencapai KKM sebesar 70.
D.   Kesimpulan
Seperti yang telah dikatakan sebelumnya bahwa Membaca  merupakan tahapan proses belajar bagi siswa Sekolah Dasar kelas awal dan pendidikan membaca adalah pintu di bukakannya segala ilmu. Membaca  mempunyai arti yang cukup penting. Poin yang lebih penting didalam pengajaran membaca pada siswa kelas II adalah pengajaran bingbingan dengan metode teladan (uswatun hasanah) dalam membaca supaya anak merasa di perhatikan. . Karena ketika siswa dibangku SD, hal pertama yang harus kita pelajari adalah membaca, kemudian akan dapat menulis juga menghitung serta merangkai berbagai macam kalimat. Sehingga pada masa ini guru harus menggunakan strategi-strategi yang tepat untuk membantu siswa dalam mencapai poin tersebut. Jika begitu kita akan dapat membacakan karya-karya yang lain/cerita-cerita pendek. Membaca  juga sarana yang  diberikan untuk mengembangkan kreatifitas anak untuk bernegara, berbangsa dan berbudaya yang baik

Metode Terbaru Untuk Mengajarkan Membaca Cepat Terhadap Anak Uaia Dini Rating: 4.5 Diposkan Oleh: Unknown

0 komentar:

Posting Komentar

INFO Pendidikan Terbaru